Minggu, 19 Februari 2017

Manajemen Resiko Investasi

MANAJEMEN RESIKO INVESTASI
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum.Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat.Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi).
Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat diklasifikasi menjadi

A.   PENGERTIAN RESIKO
Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Dalam bidang asuransi, risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian.
B.   MACAM-MACAM RESIKO
Macam-macam risiko yang umum di kenal dalam usaha asuransi antara lain meliputi:
·         Risiko murni atau pure risk adalah ketidakpastian terjadinya suatu kerugian atau dengan kata lain hanya ada suatu peluang merugi dan bukan suatu peluang keuntungan. Risiko murni adalah suatu risiko yang bilamana terjadi akan memberikan kerugian dan apabila tidak terjadi maka tidak menimbulkan kerugan namun juga tidak menimbulkan keuntungan. Risiko ini akibatnya hanya ada 2 macam: rugi atau break event, contohnya adalah pencurian, kecelakaan atau kebakaran.
·         Risiko spekulatif atau speculative risk adalah risiko yang berkaitan dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu peluang mengalami kerugian financial atau memperoleh keuntungan. Risiko ini akibatnya ada 3 macam: rugi, untung atau break event, contohnya adalah investasi saham di bursa efek, membeli undian dan sebagainya.
·         Risiko individu atau individual risk adalah kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Misalnya risiko yang akan tibul bila kita memiliki rumah, mobil, melakukan investasi usaha, atau menyewa apartemen. Risiko ini di bagi ke dalam tiga macam risiko, yaitu:
         Risiko pribadi atau personal risk, adalah risiko yang mempengaruhi kapasitas atau kemampuan seseorang dalam memperoleh keuntungan, cotohnya adalah mati muda, uzur, cacat fisik, dan kehilangan pekerjaan.
         Risiko harta atau property risk adalah risiko terjadinya kerugian keuangan apabila kita memiliki suatu benda atau harta. Yaitu adanya peluang harta tersebut untuk hilang, di curi, atau rusak. Kehilangan suatu harta dapat di bedakan menjadi dua jenis:
§  Kerugian langsung atau direct losses terjadi apabila harta kita hilang atau rusak. Kerugian finansial terjadi karena kita kehilangan nilai dari harta tersebut, uang yang kita investasikan di dalamnya dan biaya yang di gunakan untuk menggantikannya.
§  Kerugian tidak langsung atau indirect losses (consequential) adalah setiap kerugian yang terjadi akibat kerugian asal (original losses). Contoh dari kerugian ini adalah kehancuran rumah karena bencana alam sehingga kita harus mengeluarkan biaya untuk tempat tinggal sementara dan renovasi rumah.
         Risiko tanggung gugat atau liability risk adalah risiko yang mungkin kita alami atau derita sebagai tanggung jawab akibat kerugian atau lukanya pihak lain. Jika kita mennggung kerugian seseorang, maka kita harus membayarnya, sehingga kerugian pihak lain menyebabkan kita mengalami kerugian finansial. Contohnya adalah memberi ganti rugi kepada orang akibat anda menabraknya.
C.   RESIKO DAN DIVERSIFIKASI
Diversifikasi dilakukan untuk mengurangi risiko.
EFEK DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO
1.      Aset Yang Independen
                Misalnya portofolio dengan N asset yang independen satu sama lain. Risiko asset diukur dengan standar deviasi, sehingga tingkat keuntungan asset yang diharapkan dan risiko asset tersebut adalah
Tingkat keuntungan yang diharapkan                      =          E(Ri) = (R1),…,(RN)
Risiko asset                                                               =          si      = s1,…,sN
Misalkan asset tersebut mempunyai ukuran satu sama yang lainnya, tingkat keuntungan yang diharapkan untuk portofolio tersebut dan risikonya adalah
E(Rp)            =          (1/N) R1 + … + (1/N) RN
=          (R1 + … + RN ) / N

sP2 = (1/N)2s12 + … + (1/N)2sN2 + 2 (1/N) (1/N) s12 + … + 2 (1/N) (1/N ) sij
dimana i ≠ j ;
E(Rp)  = tingkat keuntungan yang diharapkan untuk portofolio
R1…N            = tingkat keuntungan asset 1 sampai N
sP2       = varians portofolio atau standar deviasi dikuadratkan
sij        = kovarians antara saham i dengan j
N         = jumlah asset
Karena asset tersebut independen satu sama lain, maka kovarians antar asset sama dengan nol, maka
sP2 = (1/N)2s12 + … + (1/N)2sN2
sP2 = (1/N)2( s12 + … + sN2 )
Misalkan asset tersebut sama satu sama lainnya ( identically distributed )
s12 = s22 = sx2 = s2

sehingga risiko portofolio dapat dituliskan seperti
sP2 = (1/N)2(Ns12)
sP2 = (s2/N)

                  Risiko portofolio ( diukur melalui variansnya ) adalah varians asset individual dibagi dengan jumlah asset. Hasil tersebut menunjukkan jika N menjadi semakin besar, maka risiko portofolio akan semakin turun.
Jika N tidak terhingga ( Nॠ), maka risiko portofolio akan menjadi nol.
Dengan kata lain, portofolio ini mempunyai tingkat keuntungan yang pasti (tidak ada kemungkinan penyimpangan)








Probabilitas
Keuntungan (Rp)
Tingkat Keuntungan

Varians
(1)
(2)
(3) = (1) x (2)
(4) = (1) x (3) - 475 )2
A
B
C
0,25
0,5
0,25
200
500
700
50
250
175
18.906,25
312,5
12.656,25
1,00
475
Standar deviasi =
31.875
Ö31.875 = 178,5357
Misalkan kita melakukan investasi di suatu asset.
Perhitungan Standar Deviasi

         Tabel yang menunjukkan efek diversifikasi ( asset independen ), risiko denan satu asset, kemudian portofolio dimulai dengan 10 aset sampai dengan jumlah asset yang tidak terhingga.
Jumlah asset
Risiko ( varians )
1
10
100
1000
10000
100000
Tidak Terhingga
31.875
3.187,5
318,75
31,875
3,1875
0,31875
0

jika asset independen satu sama lain, risiko akan cenderung nol, jika kita memperluas asset menjadi tidak terhingga jumlahnya.



2.      Asset Yang Tidak Independen
Kembali ke permasalahan di muka,yaitu kita memunyai portofolio yang terdiri dari N aset ,tetapi aset tersebut berkaitan ( berkorelasi atau tidak independen) satu sama lain.Kita ingin melihat tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko dari portofolio tersebut.Sama seperti sebelumnya,aset-aset  tersebut mempunyai ukuran yang sama,distribusi yang sama,dengan risiko yang sama.
Tingkat keuntungan dan risiko bisa dituliskan sebagai berikut:
E(RP) = (1/N) R1+…+(1/N)RN
=(R1+…+RN)/N
σp = (1/N)2  σ 1 2 +..+(1/N)2  σ n 2 + 2 (1/N)(1/N) σ12 +…+2(1/N)(1/N) σ ij  dimana  I ≠J
Perhatikan bahwa karena aset-aset tersebut tidak independen satu sama lain,maka ada kovarians atau korelasi antar aset. Karena itu, ke dua (yang memuat kovarians antar aset)  tidak bisa dihilangkan.Risiko portofolio dalam situasi adalah penjumlahan dari varians setiap aset dengan varians antar aset.
Jika aset tersebut independen satu sama lain, kovarians akan sama dengan nol.  Risiko portofolio akan sama dengan formula risiko portofolio dengan aset independen yang ada.


σp2 =[(1/N) σi2] + [((N-1)/N) σij]




3.      Risiko Total, Risiko Sistematis, dan Risiko Tidak Sistematis
                Markowitz mengembangkan model dua parameter, yaitu rata-rata keuntungan (mean) dan deviasi standar dari mean keuntungan tersebut. Rata-rata tingkat keuntungan merupakan tingkat keuntungan yang diharapkan, sedangkan deviasi standar merupakan indicator risiko.Semakin besar deviasi standar, semakin besar risiko suatu investasi.Hak ini menunjukan bahwa diversifikasi bisa mengurangi risiko, portofolio yang efisien (efficient set atau portofolio yang optimal) bisa dibentuk.
                Sharpe (1963) mengembangkan model indeks tunggal yang dapat mendekomposisi risiko total (yaitu deviasi standar) ke dalam risiko unik perusahaan (risiko yang bisa dihilangkan melalui diversifikasi disebut juga risiko tidak sistematis) dan risiko pasar (risiko yang tidak bisa dihilangkan melalui diversifikasi disebut juga risiko sistematis)
Risiko total = risiko sistematis + risiko tidak sitematis
Bagan ini menunjukkan dekomposisi risiko total ke dalam risiko sistematis dan risiko tidk sistematis.
Gambar diatas menunjukkan bahwa risiko portofolio, yang dihitung dengan standar deviasi, menunjukkan penurunan yang semakin melambat, dengan ditambahnya jumlah sekuritas.
         Gambar tesebut menunjukkan bahwa untuk risiko total, ada sebagian risiko yang bisa dihilangkan dengan diversifikasi disebut risiko tidak sistematis atu risiko pasar. Tapi ada juga yang tidak bisa dihilangkan denga diversifikasi dan disebut dengan risiko sitematis.

4.      Ilustrasi Risiko Yang Bisa dan Yang Tidak Bisa Didiversifikasikan
         Contoh risiko bisa didiversifikasi(risiko tidak sistematis) :Misalkan kita memegang saham Astra kemudian pabrik Astra mengalami kebakaran yang mengakibatkan penurunan keuntungan. Dengan demikian kita megalami kerugian karena saham perusahaan mengalami penurunan. Namun disisi lain kita juga mempunyai saham Indomobil sehingga kita mempunyai portofolio dari saham Astra dan Indomobil. Berita buruk Astra menjadi berita baik Indomobil. Pasokan Astra berkurang dan Indomobil meningkat, dengan begitu kerugian saham di Astra bisa dikompensasi oleh keuntungan dari Indomobil.
         Contoh risiko yang tidak bisa didiversifikasi ( risiko sistematis ) : Misalkan terjadi resesi perekonomian di Indonesia sehingga permintaan terhadap produk-produk Indonesia melemah. Menyebabkan penjualan mobil mengalami penurunan baik Astra maupun Indomobil sehingga harga saham keduanya juga mengalami penurunan àcara menurunkan dengan memasukan asset dari luar negeri.



5.      Dekomposisi Risiko Total
       Risiko total dapat didekomposisi ke dalam risiko sistematis dan risiko tidak sistematis
si2 = bi2sM2 + se2

si2        = varians atau deviasi standar dikuadratkan dari return asset i
bI         = risiko sistematis asset i
sM2      = varians atau deviasi standar dikuadratkan dari return pasar (market)
se2       = varians error atau risiko tidak sistematis dari asset i
Risiko sistematis dan risiko tidak sistematis dihitung melalui regresi dengan model pasar (market model)
Ri = ai + bi RM + ei

Ri         = return asset i
ai         = intercept
bi         = koefisien regresi ( risiko sistematis )
RM       = return pasar
ei          = residual
Salah satu output dari hasil regresi adalah varians error, yang dapat digunakan
sebagai indicator risiko tidak sitematis
Cara melakukan diversifikasi yang baik:
         Jangan melakukan diversifikasi dalam instrumen – instrumen yang memiliki karakter yang sama.
         Membandingkan karakter suatu instrumen investasi dalam hal potensi return, risiko dan likuiditas.
         Selalu sediakan uang untuk investasi.
Diversifikasi yang berlebihan akan memiliki dampak negatif, yaitu:
         Kesulitan untuk mengontrol  perkembangan investasi.
         Pertumbuhan investasi kurang memuaskan.
         Munculnya biaya-biaya yang tidak terduga.
D.   PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN
Dimensi yang diukur:
1.      Frekuensi / tingkat kemungkinan / likelihood /ukuran kuantitas risiko.
seberapa besar kemungkinan (probabilitas) risiko akan terjadi.
Ada 5 (lima) kategori probabilitas risiko:
         Paling kecil kemungkinan terjadinya  (very rare);
         Jarang (rare);
         Mungkin (possible);
         Sangat mungkin (likely); dan
         Hampir pasti (almost certain).
2.      Tingkat keparahan (severity) / dampak  / akibat / ukuran kualitas risiko.
berapa besar akibat yang ditimbulkan apabila risiko benar-benar terjadi.
Ada 5 (lima) kategori dampak risiko:
         Tidak signifikan (insignificant);
         Minor  (minor);
         Moderat (moderate);
         Mayor (major) ; dan
         Katastropik (catasthropic).
Ada juga yang menambahkan ukuran ketiga, yakni: Kecenderungan atau trend
Dari pengukuran yang mencakup dua dimensi tersebut paling tidak akan diketahui:
         Nilai rata-rata dari kerugian selama  suatu periode anggaran.
         Variasi nilai kerugian dari suatu periode anggaran ke periode anggaran yang lain.
         Dampak keseluruhan dari  kerugian-kerugian tersebut, terutama risiko yang ditanggung sendiri (retensi sendiri).







Ukuran Risiko :
1.      Nilai Hipotetis / Teoretis  / Notional Amount
menentukan batas atas besarnya nilai yang menghadapi risiko.
Contoh:
      PT Antam akan menjual emas dua bulan lagi. PT Antam sudah membuat kontrak volume penjualan. Harga dalam USD mengikuti harga saat pengiriman emas. Risiko apa yang dihadapi?
2.      Sensitivitas
mengukur penyimpangan target  sebagai akibat pergerakan satu unit variabel pasar. Atau dengan kata lain, seberapa sensitif suatu eksposur apabila factor penentu mengalami perubahan. Misalnya :   
et    = 1,2 + 0,8 ∆ it      di mana:
                  et    = perubahan nilai tukar
                  ∆ it = perbedaan suku bunga antar mata uang
                        0,8 = koefisien yang merupakan sensitivitas dalam persamaan ini.
     
Untuk menggunakan sensitivitas sebagai ukuran risiko, kita perlu menetapkan paling tidak dua variabel, yakni
         Variabel dependen yg diukur tingkat risikonya
         Variabel independen yg bisa mempengaruhi munculnya risiko
3.      Volatilitas 
Mengukur seberapa besar harga, tingkat pengembalian, atau variable lain berfluktuasi.Semakin tinggi fluktuasi atau gejolak suatu variabel, semakin tinggi pula tingkat risikonya. Variabel yang bebas risiko (risk free)tidak mengalami fluktuasi.
Ada 2 ukuran volatilitas yang sering dipakai, yakni :
·         Jangkauan (range selisih antara kemungkinan hasil tertinggi dan hasil terendah. Semakin besar jangkauan, semakin besar pula risiko dari asset yang bersangkutan.
·         Standar deviasi  menunjukkan besarnya penyimpangan dari nilai ekspektasinya.


Contoh:
Periode                                          Portofolio A                            Portofolio B
          1                                            11,6%                                                       8,0%
          2                                            11,1%                                                     10,0%
          3                                            11,8%                                                    12,4%
          4                                            10,7%                                                     16,0%
    5                                                  11,0%                                                    17,8%
Rata-rata                           11,24%                                                    12,84%
Std deviasi                           0,45%                                                       4,45%

Semakin tinggi standar deviasi, semakin tinggi ketidakpastian atau risiko semakin besar.Perhitungan standar deviasi dapat menggunakan 2 jenis data: data historis dan data hasil peramalan.
Penggunanan data hitoris harus memperhatikan 2 (dua) syarat, yakni:
·         Ada tingkat derajat kebebasan data (degree of freedom) yang harus dipenuhi. Derajat kebebasan  adalah jumlah data dikurangi jumlah variabel. Sebaiknya, paling tidak 30 yang berarti perhitungan standar deviasi dengan satu variabel membutuhkan paling tidak 31 data.
·         Perlu periode yang cukup panjang supaya bisa mencakup siklus yang penuh.
Berkaitan dengan manajemen risiko, direksi perlu menetapkan expected risk dan unexpected risk.
4.      Penyimpangan Bawah 
Jenis penyimpangan bawah:
·         Besarnya dampak negatif tidak tercapainya ekspektasi.
·         Value at Risk (VaR)à mengukur kerugian maksimum yang bisa terjadi dari suatu aset atau investasi selama periode tertentu dengan tingkat keyakinan (confidence level) tertentu.



Dilihat dari tingkat kesulitan, keempat ukuran risiko di atas dapat diurutkan sebagai berikut:
·         Notional  paling mudah.
·         Sensitivitas  sedikit lebih sulit tetapi tetap banyak digunakan karena mudah dipahami dan dikomunikasikan
·         Volatilitas  jarang digunakan karena penghitungannya relatif sulit dan hasil penghitungannya sangat sensitif terhadap asumsi dan data yang digunakan. Banyak digunakan oleh investor pasar dana(financial market).
·         Penyimpangan Bawah  paling sulit, tetapi metode VaR banyak digunakan di perbankan.
Faktor Penentu Risiko:
·         Pengalaman yg tdk berpengalaman cenderung underestimate atau over estimate.
·         Pengetahuan  terkait masalah akurasi dalam penetapan risiko
·         Posisi  tergantung posisi dalam perusahaan
·         Status Keuangan  makin kaya, semakin tidak peduli pada risiko yang dampaknya tidak besar
·         Kemampuan mempengaruhi hasil
·         Sifat asimetris

PENGUKURAN DAMPAK SECARA KUALITATIF
Risiko diukur dengan mempertimbangkan dampaknya bagi perusahaan walaupun tidak diketahui persis berapa nilainya dalam satuan uang.Dampak risiko dikategorikan dalam 5 kelompok seperti telah disampaikan sebelumnya, yakni:
·         Tidak signifikan (insignificant);
·         Minor  (minor);
·         Moderat (moderate);
·         Mayor (major) ; dan
·         Katastropik (catasthropic).


EKSPOSUR KORPORAT (TOTAL)
Obyek yang perlu diukur, dimonitor, dan dikendalikan terhadap risiko; dan obyek tersebut mencerminkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Yang diukur dari Risiko Korporat:
1.      Nilai Perusahaan
Sesuai dengan tujuan pengelolaan perusahaan, maksimisasi nilai perusahaan(maximizing value of the firm).
Ukurannya:
·         pertumbuhan harga saham (perusahaan public)
·         present value (PV) dan pertumbuhan dari expected cash flow.
Expected cash flow merupakan cerminan harapan kontinyuitas perusahaan.
Namun demikian, perlu disadari adanya kemungkinan perusahaan mempermainkan nilai perusahaan dan kekayaan pemegang saham (manipulasi). Perminan angka ini dimungkinkan karena:
·         Ekspektasi adalah subyektif
·         Tingkat risiko yang dihitung tergantung model perhitungan.
·         Ada gaduh (noise) yang mempengaruhi
Eksposur Korporat dipengaruhi oleh salah satu prinsip pendirian perusahaan, yakni going concern karena dua hal utama:
Manajemen cenderung jangka pendek, tidak seperti investor
Manajemen memaksimisasi kinerja jangka pendek dengan mengorbankan kinerja jangka panjang, contohnya
·         ROE à naikkan laba dan/atau turunkan ekuitas
·         ROAà naikkan laba dan/atau turunkan aktiva (kadang-kadang justru asset tetap)
·         Penekanan kinerja keuangan berlebihan
2.      Ukuran tiap perspektif kunci 
Ukuran kinerja berupa Key Performance Indicator (KPI). Salah satunya dengan menggunakan  denganBalanced Score Card (BSC) yang mencakup 4 (empat) persepketif, yaitu:
·         pemegang saham;
·         konsumen;
·         proses internal; dan
·         produktivitas dan proses pembelajaran karyawan.

PENGUKURAN PROBABILITAS RISIKO
1.      Pendekatan Frekuensi
mengukur probabilitas berdasarkan data yang dimiliki.
Contoh:
Data menunjukkan selama 240 hari kerja dalam setahun, mesin rusak selama 20 hari, maka probabilitas mesin rusak:
            P (rusak) = 20 / 240  = 8,33%       
2.      Pendekatan Binomia
Digunakan dalam situasi:
·         Ada data historis tentang peristiwa yang terjadi pada suatu lokasi;
·         Datanya dalam bentuk diskrit (angka bulat tidak pakai desimal); dan
·         Diketahui sesuai dengan data historis ada probabilitas berhasil dan gagal.
Jika memenuhi kriteria tersebut, maka pendekatan binomial dapat digunakan dengan rumus sbb:
                        n!
    b(x,n,p) =   ----------------- px q n - x
                           x! (n – x)!
b(x,n,p)   = probabilitas terjadinya x dari n percobaan dengan kemungkinan p berhasil;
x                    = banyaknya berhasil dalam n percobaan;
n         = banyaknya percobaan;
p          = kemungkinan berhasil;
q          = kemungkinan gagal atau (1 – p);  dan
!           = faktorial.
3.      Metode Poisson
Bisa digunakan jika memenuhi kriteria berikut:
·         Ada ada historis tentang kejadian yang serupa sebelumnya;
·         Datanya dalam bentuk diskrit; dan
·         Ada periode waktu ke depan yang ditetapkan;
Rumus yang digunakan sbb:

p(x)  =    µx e - µ
                    x!
di mana:
p(x)     = probabilitas terjadinya x kejadian;
x       = banyaknya kejadian yang ingin diketahui;
µ          = rata-rata kejadian dalam satu periode;
e          = bilangan natural = 2,71828; dan
x!         = faktorial dari x.













BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Risiko merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan.Lebih-lebih dalam bisnis properti.Beberapa risiko yang sering muncul dalam dunia usaha jasa konstruksi pada perusahaan developer properti, yang secara langsung dapat menimbulkan kerugian.Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yaitu untuk melukiskan fenomena apa adanya. Data deskriptif ini dikumpulkan dengan teknik kuisioner atau angket. Data yang terkumpul dianalisis dengan langkah sebagai berikut:
1.      tabulasi data, yang diperoleh berdasarkan angket atau kuesioner yang ada diimasukkan kedalam tabel
2.      analisis deskriptif dengan menggunakan Mean. Populasi penelitian adalah perusahan yang bergerak di industri properti yang ada di DIY. Sampel responden digunakan teknik random sampling. Dengan teknik tersebut, maka yang dijadikan sampel responden adalah setiap karyawan yang bekerja pada perusahaan dengan kualifikasi yang sesuai atau dianggap mampu memberikan jawabah sesuai dengan kondisi perusahaan properti. Data dari DPD REI di DIY jumlah perusahaan properti sebanyak 80perusahaan developer properti, dan diperoleh data di lapangan yang masih aktif adalah sekitar kurang lebih 60 perusahaan. Dari Populasi tersebut diambil sampel sebanyak 30 perusahaan dengan 40 orang responden.


1 komentar:

  1. Harrah's Lake Tahoe Casino & Hotel - Mapyro
    Find the best 과천 출장샵 prices 양산 출장안마 for Harrah's Lake 충주 출장샵 Tahoe Casino & 김해 출장샵 Hotel in Stateline. 화성 출장안마 See 176 photos, 1 review

    BalasHapus